Religi  

Kisah Jaka Bajul Dan Beduk Kramat Desa Jatisawit

banner 120x600

Lambat laun buaya ini semakin tumbuh kembang. Ia semakin besar. Selama itu pula buaya ini diasuh oleh Ki Kamal dan Nyi Santi. Ada hal yang sangat menggembirakan kedua pasangan ini. Buaya tersebut tak pernah bikin ulah. Tak pernah mengganggu orang.

Saban bulan purnama, buaya ini mengubah wujudnya menjadi manusia. Ketika Ki Kamal dan Nyi Santi sudah tidur, buaya ini segera menjelma menjadi sesosok manusia ganteng. Ia menyebut dirinya dengan sebutan Jaka Bajul.

Setelah berganti wujud, Jaka Bajul ini mencari teman-temannya. Kesana-kemari. Ternyata, hanya di rumah Kuwu Sardana yang paling ramai. Di rumah Kuwu banyak sekali bujang dan gadis sedang bermain. Di situlah perjumpaan pertama kali antara Katijah dan Jaka Bajul.

Baca Juga  Masjid Endan Andansih Program Pemerintah Kabupaten Purwakarta di Bidang Keagamaan dan Pariwisata Terutama Untuk Wisata Religi

Katijah yang lugu dan Jaka Bajul yang sedang kesepian. Benarlah pepatah Jawa bilang ‘witing tresna jalaran saka kulina’. Lama kelamaan Katijah, anak Ki Kuwu, jatuh cinta kepada Jaka Bajul.

Gadis Kuwu Jatisawit ini rupanya sedang dalam masa berag batok. Masa dimana seorang gadis lugu baru mencintai lawan jenisnya. Katijah yang sedang gandrung menceritakan segala apa yang sedang dijalaninya sekarang. Bahwa ia sedang menjalin hubungan dengan seorang bujang bernama Jaka Bajul.

Beberapa hari kemudian, Ki Sardana pun menyidang Jaka Bajul. Ditanyailah ia, dari mana? Anak siapa? Jaka Bajul menjawab bahwa ia anak Ki Kamal dan Nyi Santi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)