Religi  

Kisah Jaka Bajul Dan Beduk Kramat Desa Jatisawit

banner 120x600

Keesokan harinya, Ki Sardana pun datang ke rumah Ki Kamal untuk mendapatkan kejelasan atas pengakuan si bujang ganteng tersebut. Ki Kamal mengatakan bahwa ia tidak mempunyai anak laki-laki, tetapi Ki Kuwu tidak percaya.

Karena penjelasan Kuwu Sardana, secara diam-diam Ki Kamal dan Nyi Santi menyelidiki perbuatan buaya itu, firasatnya mengatakan itu adalah ulah ingon-ingonnya. Buaya tersebut sering berganti wujud menjelma menjadi seorang bujang ganteng.

Setelah diadakan penyelidikan, terbuktilah benar apa yang diperkirakan Ki kamal. Atas dasar desakan dari Katijah dan Kuwu Sardana, akhirnya Jaka Bajul dikawinkan dengan Katijah. Sebagai rasa syukurnya, Kuwu Sardana mengadakan pesta perkawinan selama tujuh hari tujuh malam.

Baca Juga  Wisata Religi Memiliki Banyak Manfaat Sejarah

Lama-kelamaan Jaka Bajul bermaksud akan membawa isterinya ke negaranya sendiri, yaitu di dasar Bengawan Cimanuk. Setelah diijinkan oleh orang tuanya, Katijah mengikuti suaminya. Bajul mengajaknya ke tepi bengawan, lalu Bajul membaca mantera sehingga air bengawan itu seakan tidak tampak lagi dan kini yang terlihat adalah jalan besar.

Merekapun berjalan, kedatangannya dihormati oleh seluruh keluarga beserta teman-temannya dari dasar bengawan itu. Pasangan penganten baru itu pun kini menetap di dasar bengawan tersebut. Jaka Bajul tidak memiliki pekerjaan tetap, ia jarang tinggal di rumah. Sebelum pergi meninggalkan rumah, ia berpesan pada istrinya supaya tidak naik ke para (bagian atas langit-langit rumah).

Memang sudah menjadi kebiasaan manusia melanggar sesuatu yang dilarangnya. Katijah naik ke atas para meski itu larangan suaminya. Ia penasaran mengapa suaminya melarang. Begitu sampai di atas para, sampailah ia ke daratan.

Baca Juga  Herman Deru Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Darussalam

Katijah merasa bingung dengan kejadian itu. Ia menangis sambil pulang ke rumah ayahnya. Seminggu setelah kejadian itu, Jaka Bajul datang ke rumah Ki Kuwu Jatisawit untuk menanyakan isterinya. Sesudah bertemu, Katijah tidak mau diajak kembali. Mendapati istrinya tidak mau diajak pulang ia pun berpesan kepada rakyat Desa Jatisawit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)