SINERGINKRI – Deputi Komunitas Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (K-MAKI) Sumsel, Ir Feri Kurniawan terus pertanyakan kinerja Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Palembang Jaya, khususnya terkait Kerjasama Build Operational Tranfer (BOT).
Bahkan, dirinya juga terus pertanyakan BOT yang kerap dilakukan oleh pihak Perumda Pasar Palembang Jaya namun tidak adanya pembangunan yang dilakukan.
“Kalau rehab kan bisa dengan uang pendapatan dan tanggung jawab kerjasama, harusnya KSO atau Kerjasama Operasional bukan BOT,” tegas Feri, Senin (19/08).
Feri memaparkan, bahwa pendapatan dari pasar 16 ilir dan pasar kuto saat ini hampir mencapai 125 juta perbulan.
“Kami memiliki data kerjasama yang lalu pada tahun 2000 hingga tahun 2017 itu 125 juta dalam sebulan, dan itu setorannya ke Perumda Pasar,” paparnya.
“Nah sekarang ketika kita tanyakan berapa pendapatan dalam satu harinya dari seluruh pasar. Jadi begitu kan ?,” tanya Feri.
Masih dijelaskan Feri, bahwa Perumda Pasar dinilai tidak bekerja dan hanya menerima setoran retribusi dari pasar.